Kamis, 14 Agustus 2008

BAHAYA GLUKOMA "SI PENCURI PENGLIHATAN"

Dalam satu infotainment diberitakan, Sita, salah satu personil mantan group vokal RSD (Rida Sita Dewi), mengaku terlambat mengantisipasi penyakit glaukoma yang diderita oleh ibunya. Sebelum disadari, mata ibunya telah buta sebelah. Saya rasa selain Sita,banyak lagi yang lain yang terlambat menyadari 'gawat'-nya penyakit ini, termasuk sayasendiri. Ayah saya sejak lama mengeluh mata-nya sakit dan penglihatannya memburuk, tapikami semua menganggap itu sakit mata biasa yang berhubungan dengan silinder kacamata Ayahsaya. Kami mulanya hanya membawa beliau ke dokter mata biasa dan bukannya spesialis. Tapikarena tak kunjung sembuh, akhirnya beliau kami bawa ke dokter spesialis mata yang cukupterkenal, dan beliau akhirnya didiagnosa menderita glukoma. Sejak saat itu, kami semuamencari tahu dan mempelajari apa itu Glukoma dan bagaimana mengobatinya. Namun agaknyasemua sudah terlambat, kondisi mata Ayah saya semakin memburuk dan masih diperparah oleh diabetes yang dideritanya. Saat ini Ayah saya telah kehilangan penglihatannya alias buta.Segawat itukah glukoma? Sebenarnya apa sih glukoma itu?

GLUKOMA atau Glucoma sendiri disebut sebagai penyebab kebutaan nomor 2 di dunia dan di Indonesia setelah kebutaan karena Katarak. Ada lebih dari 500,000 kasus kebutaan yang disebabkan oleh Glaukoma di Indonesia. Sebagai tindak lanjut dari campaign World Glaucoma Day atau hari Glaukoma sedunia yang jatuh pada tanggal 6 maret 2008 lalu, Jakarta Eye Center (JEC) mengundang Sita dan artis-artis lainnya untuk bersama - sama menghimbau masyarakat luas mengenai bahaya Glaukoma, terutama untuk mengetahui faktor-faktor resiko Glaukoma dan yang paling penting adalah meningkatkan kesadaran akan pentingnya pemeriksaan dini Glaukoma sebelum terlambat, seperti yang dialami oleh ibunda Sita dan Ayah saya.
Glaukoma merupakan penyakit mata kronis, progresif, berupa kerusakan syaraf optik yang berhubungan dengan hilangnya lapang pandangan dengan karakter yang khas dimana tekanan intra ocular merupakan faktor resiko utama. Bagaimana menilai bahwa tekanan seseorang tinggi? Jawabannya mudah saja, lakukan screening glaukoma sejak dini dan berkonsultasi dengan dokter, karena tekanan mata tinggi untuk seseorang belum tentu glaukoma.
JEC Glaucoma center sebagai salah satu pusat rujukan untuk masalah Glaukoma merasa bahwa sosialisasi dan edukasi mengenai Glaukoma secara terus menerus perlu digaungkan mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh penyakit yang dijuluki sebagai ‘Si pencuri Penglihatan’ ini. Oleh karena itu cermati faktor-faktor resiko Glaukoma di bawah ini :
Faktor Resiko Glaukoma :
1. Berumur diatas 40 tahun
2. Memiliki riwayat anggota keluarga yang terkena Glaukoma
3. Memiliki tekanan bola mata tinggi
4. Pemakai steroid lama dan terus menerus (obat tetes mata, obat inhaler asma dan obat radang sendi)
5. Penderita miopia (kacamata minus) dan hipermetropia (kacamata plus) yang tinggi
6. Memiliki trauma pada mata
7. Memiliki riwayat penyakit diabetes melitus, hipertensi dan migren

Sudah cukup jelas? Satu advice dari saya, lakukan pemeriksaan mata sejak dini apabila penglihatan anda terganggu dan hindarkan diri Anda dan orang-orang tercinta Anda dari penyakit Glaukoma sebelum terlambat.

(Referensi : KENALI FAKTOR-FAKTOR RESIKO DAN BEKALI DIRI ANDA UNTUK MEMERANGI GLAUKOMA » by JEC)

"This article is dedicated to our beloved father. Hopefully, the dark will guide you to the light. We love you.. "

1 komentar:

Anonim mengatakan...

glukoma jg telah merenggut penglihatan ayah saya tercinta. moga2 segera ditemukan obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini.amin